Binterjet.com – Hai Binterpreneurs! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang perbedaan dari pencetakan DTG (Direct to Garment) dengan pencetakan sublim (sublimasi). DTG adalah pencetakan yang menggunakan printer kaos yang menggunakan teknologi inkjet untuk menyemprotkan tinta langsung ke suatu barang. Printer ini bekerja seperti printer inkjet di rumah atau kantormu. Cara kerjanya adalah masukkan t-shirt kosong ke dalamnya, seperti kamu akan memasukkan selembar kertas ke dalam printer rumahan. Kemudian tinta disemprotkan ke baju, seperti tinta di printer rumahmu membuat gambar di atas kertas. Pada hari-hari awal pencetakan kaos DTG, orang mengadaptasi sistem inkjet gaya kantor atau grafis menjadi sistem yang bagus untuk pakaian. Tapi sekarang, semua printer garmen digital saat ini telah dibuat khusus.
Sementara itu, pencetakan sublimasi erat kaitannya dengan pengetahuan dibalik sublimasi itu sendiri. Sublimasi adalah ketika sesuatu berubah dari padat menjadi gas, dan dalam kasus teknologi pencetakan ini, gas tersebut menjadi bagian dari bahan kaos. Kamu dapat menganggap printer sublim sebagai “printer transfer”. Jadi dalam teknik pencetakan ini, kamu tidak pernah benar-benar mencetak desain langsung ke kaos seperti dengan DTG. Kamu mencetak pada selembar kertas sublimasi khusus yang diaplikasikan pada kaos dengan mesin heat press, yang dinamakan “transfer sublim”. Printer sublim juga menggunakan teknologi inkjet untuk menyemprotkan tinta untuk membuat desainmu, tetapi dalam hal ini, tinta akan masuk ke kertas transfer terlebih dahulu baru kemudian ke kaos.
Langkah-langkah pengerjannya pun berbeda. Untuk DTG, dibutuhkan pre-treatment pada pakaian terlebih dahulu. Ini membantu tinta terikat dengan bahan kaos. Kamu bisa menggunakan hand sprayer atau membeli mesin pretreat otomatis beserta printer DTG. Setelah itu heat press kaos, muat kaos ke printer, cetak kaos, dan curing kaos dengan heat press. Sementara untuk sublim, cetak gambar ke kertas transfer sublima berkualitas baik, lalu letakkan transfer sublimasi di atas kaos di alat alat heat press, kemudian tekan kaos dengan heat press.
Kedua teknik ini sama-sama bisa membuat kaos yang sangat halus dan lembut. Kamu tidak bisa merasakan adanya transfer sublimasi setelah itu diaplikasikan ke baju. Sedangkan hasil kaos DTG juga terasa halus jika disentuh. Keduanya juga sama-sama menggunakan mesin heat press untuk meng-curing tinta dan katrid tinta yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk kedua teknik ini.
Jika kamu ingin membuka usaha digital printing atau sedang butuh mesin printer DTG maupun printer sublim, Binterjet menawarkan beragam pilihan mesin berkualitas yang dapat menunjang bisnismu. Katalog dan spesifikasinya bisa kamu lihat di website www.binterjet.com. Jangan ragu untuk menghubungi Marketing Binterjet untuk info lebih lanjut. Bagikan juga artikel ini jika kamu rasa bermanfaat, semoga menambah informasi seputar proses pencetakan DTG dan sublim.