Binterjet.com – Hai Binterpreneur! Usaha sablon Direct to Garment (DTG) atau cetak langsung di garmen kini sedang banyak digemari pebisnis digital printing. Sablon DTG adalah jenis sablon yang memiliki berbagai keunggulan terutama untuk pebisnis pemula. Pencetakan dengan metode DTG mencetak sesuai permintaan dan dapat dipersonalisasi, sehingga sangat baik untuk produksi skala usaha kecil-menengah (UMKM). Mesin printer DTG juga mudah dalam penggunaannya, yang dapat menghasilkan cetakan dalam waktu singkat tanpa pemborosan tinta, serta dapat diaplikasikan di berbagai media garmen seperti kaos, hoodie, jaket, tote bag, dompet, tas, topi, handuk dan sebagainya.
Sablon dengan metode DTG ini disukai karena bisa dipersonalisasi sesuai keinginan pelanggan, sehingga memudahkan pengusaha melayani permintaan pelanggan yang paling menuntut sekalipun, meski dengan biaya rendah. Sablon DTG juga memiliki kualitas cetak tinggi, detail terkecil pun dapat dicover dengan metode ini. Tinta yang digunakan pun ramah lingkungan karena berbahan dasar air. Metode DTG memungkinkan konsumsi energi yang rendah dan limbah tinta yang minimal.
Lalu, bagaimana sih sejarah dari pencetakan DTG ini. Direct-to-Garment printing (DTG), yang juga dikenal sebagai digital apparel printing, adalah teknologi terobosan yang muncul di akhir tahun 90-an. Mengikuti jejak printer rumah biasa, printer DTG mencetak desain langsung ke garmen atau kain, bukan kertas. Metode DTG pada dasarnya menggunakan teknologi inkjet untuk mencetak langsung ke berbagai kain, yang terkenal untuk mencetak desain custom pada t-shirt.
Teknologi DTG muncul di AS pada tahun 1996 oleh printer DTG komersial pertama Matthew Rhome “Revolution”. Berawal dari printer injeksi (1950) yang tersedia di setiap kantor, Rhoma mulai bertanya-tanya apakah mereka bisa mencetak di berbagai bahan selain kertas. Matthew Rhome diberi paten DTG pertama pada tahun 2000. Pada tahun 2005, tinta putih diperkenalkan ke pasar, memecahkan masalah pencetakan pada pakaian gelap. Mencoba melampaui keterbatasan sablon, antara tahun 2000-2013, Brother, Mimaki, Kornit dan Polyprint memperkenalkan berbagai printer DTG ke pasar sebagai alternatif untuk sablon.
Prospek sablon DTG terbilang cerah. Saat ini, metode DTG menjadi pilihan bagi pencetakan custom yang massal, berkat kemampuan personalisasinya. Tinta yang tidak boros dan ramah lingkungan juga menjadi pertimbangan dalam memakai metode ini. Metode DTG mendorong pencetakan jangka pendek sesuai permintaan pelanggan. Menurut keypoint Intelligence (2019), pakaian cetak DTG mewakili sekitar 9% dari pasar kaos cetak secara global, dengan Amerika Serikat memimpin. Pasar DTG di sana bernilai lebih dari $2,5 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan 10,5% hingga 2021.
Itulah sejarah singkat dari munculnya sablon DTG. Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa share ke teman-temanmu juga ya, semoga bisa menambah informasi dan referensi seputar digital printing ☺
Jika kamu ingin membeli mesin sablon DTG, Binterjet sebagai penyedia mesin-mesin digital printing berkualitas dan terpercaya menyediakan beragam pilihan, yakni HYASIMA – DTG7545, HYASIMA – DTG3545 XP600m, dan HYASIMA – DTG3545 4720,. Produk-produk Binterjet sudah dilengkapi dengan garansi, training, dan after sales support, sehingga kamu tidak perlu khawatir dalam berinvestasi. Hubungi Marketing Binterjet untuk mengetahui lebih lanjut suputar mesin ini.